By
Ali Hariono
Aperture
atau diafragma memegang peran yang sangat penting dalam fotografi exposure. Untuk
belajar fotografi tidak boleh melewatkan yang satu ini. Artikel ini
kelanjutan dari artikel sebelumnya yang membahas teknik
Exposure.
DOF
Ane da
bahas kemarin masalah segitiga exposure yang meliputi Shutter speed, ISO dan
Aperture. Nah tuch nyang aperture belom dibahas cing …sekarang nich giliran
aperture bakal kita sikat habis tuntas, otree?
Dalam
membahas masalah aperture kita mesti memahami apa itu yang disebut dengan Depth
of Field (DoF) atau ketajaman bidang gambar. Untuk memahami apa itu DOF ane
akan memberikan beberapa foto dengan bermacam jenis DOF.
Perhatikan
gambar no 1 dibawah ini, dari ketiga penari cilik ini yang paling mendapatkan
ketajaman bagus adalah yang terdepan. Penari nomor dua kurang mendapatkan
ketajaman gambar apalagi yang paling belakang hampir blur atau istilah dalam
fotografi Bokeh – ketajaman object utama sementara object lain di blur.
Ini istilahnya
gambar mempunyai ketajaman yang sempit saja, DOF yang sempit. Data teknis dari
gambar adalah Lensa Canon EFL 70-200 IS pada aperture f/4; shutter speed 1/250
detik; ISO speed 200 dan pada focal length 165mm. Dengan focal length 165mm dan
diafragma f/4 sudah bisa membuat kedalaman bidang yang sempit hanya pada penari
paling depan saja.
Gb 1 - DoF yang sempit |
Satu
contoh lagi adalah foto kedua dibawah ini, masih dengan object penari cilik
dengan custum tradisional. Si kecil mungil ini ane shoot pake camera dan lensa
yang sama, aperture juga f/4; ISO 200 hanya focal length maksimum 200mm. ente
lihat kan cing betapa ketajaman pada bagian kepala si bocah kecil ini sangat
tajam sementara area sekitarnya tampak blur alias Bokeh. Kedalaman gambar
dipengaruhi oleh seberapa besar diafragma lensa anda dibuka. Semakin lebar
bukaan aperture semakin sempit ketajaman bidang gambar (DOF).
Gb 2 - DoF lebi sempit |
Sekarang
ane mo kasih satu contoh foto lagi akan tetapi dengan setelan aperture yang
berbeda, lebih sempit bukaan diafragmanya. Perahu perahu ini lagi bersandar di
sisi pantai di Sendang Biru Malang, ente lihat nich cing semua perahu bahkan
sampai pepohonon dikejauhan tampak jelas tidak blur. Kedalaman dari bidang foto
sangat luas sekali. Camera masih sama akan tetapi lensa yang dipakai adalah
Canon EFS 17-85mm di setel pada ISO 100, aperture f/13, speed shutter 1/100
detik dan focal length 17mm.
Kite
bisa lihat dari gambar ini bahwa dengan setelan diafragma yang dibuka sempit
f/13 maka ketajaman bidang gambar (DOF) menjadi lebar dan luas meliputi seluruh
bidang gambar.
Gb 3 - DOF yang lebar - semua bidang jelas |
Nah sekarang
jelas kan kalau diafragma atau setelan aperture itu berpengaruh kepada
kedalaman gambar atau ketajaman bidang gambar. Semakin dibuka lebar diafragma
lensa anda (misal f/1.8; f/2.8) maka ketajaman bidang gambar menjadi sangat
sempit yang kemudian disebut Bokeh, dan sebaliknya semakin sempit diafragma
dibuka (misal f/13 atau f/22) maka ketajaman bidang gambar semakin luas.
Gb 4 - Aperture Lensa |
Gambar
diatas ini memberikan ilustrasi bukaan diafragma pada berbagai setelan
aperture. Perhatikan untuk aperture f/2.8 bukaan diafragma lebar sekali dan
semakin besar aperture semakin sempit bukaan diafragma.
Diafragma dan Shutter Speed
Mengingat
shutter speed dan aperture (diafragma) adalah dua pilar dari segitiga exposure
maka kedua nya saling terkait satu sama lain. Kombinasi yang tepat antara
shutter speed dan aperture bisa memberikan exposure yang tepat sehingga
menghasilkan gambar yang bagus pula. Camera mengatur exposure menggunakan
parameter-parameter shutter speed dan aperture. Diafragma dengan setelan
aperture sempit akan menghasilkan DOF yang luas, alias detail area tercover
semua. Sementara shutter speed yang tinggi bisa membekukan object yang bergerak
cepat.
Membekukan gerakan cepat
Perhatikan
gambar no 4 dibawah ini, para pekerja tambang ini sedang melompat bersamaan di
senja temaram dipinggir danau galian tambang di bumi Borneo timur. Agar gerakan
mereka melompat keudara bisa dibekukan maka ente kudu nyetel kecepatan camera (shutter
speed) secepat mungkin misal 1/500 detik. Karena cuaca sore itu mulai temaram,
ISO camera di setel pada 400, aperture disetel pada f/8. Karena object gambar
berada didepan latar belakang yang cerah maka gambar jadi siluet, alias gelap
temaram membentuk bayangan.
Gb -5 Membekukan gerak |
Shutter
speed dan aperture saling terkait satu sama lain. Jika aperture di setel
sempit, maka shutter speed jadi lebih lambat. Begitu juga sebaliknya jika
aperture di setel lebar (misal f/2.8 atau f/1.8) maka shutter speed jadi bertambah
cepat.
Melembutkan gerakan lambat
Sekarang
kita ambil contoh lain yaitu memberikan efek lembut pada gerakan air yang
mengalir sehingga air terlihat seperti salju. Untuk bisa memberikan efek
gerakan lembut seperti riak ombak laut terlihat seperti salju maka intinya
adalah memberikan shutter speed yang rendah sekitar 1 sampai 4 detik.
Bagaimana
caranya memperoleh kecepatan serendah itu tanpa harus menghilangkan kualitas
gambar yang bagus? Usahakan mengambil gambar sesaat sebelum matahari terbit dipagi
yang temaram atau sejenak matahari akan atau setelah tenggelam. Saat itu cahaya
sekitar terlihat kemerahan temaram tapi masih jelas. Setel camera ente pada
aperture serendah mungkin sekitar f/13 atau f/22. Usahakan ISO di setel
serendah mungkin sekitar 100 agar detail gambar terlihat tajam dan jelas. Mainkan
kombinasi aperture untuk bisa memberikan speed yang rendah sehingga riak ombak
laut menjadi lembut.
Gb -6 Melembutkan gerakan |
Perlu
mas Bro and mbak Sis perhatikan bahwa dengan setelan shutter speed yang rendah,
pegangan tangan pada camera sangat rentan terhadap gerakan yang bisa berakibat
gambar goyang. Makanya usahakan menggunakan Tripod yang sangat kokoh bila perlu
menggunakan remote shutter.
Untuk
memahami korelasi antara shutter speed dan aperture ada baiknya ente merhatiin
gambar berikut ini. perhatikan yang disebut pergeseran control aperture satu
klik disebut satu stop. Satu stop memberikan tambahan ½ atau 1/3 tergantung
camera, agak rumit kelihatannya akan tetapi kalo ente merhatiin ada semacam
rumusan tertentu. Kalo udah biasa maka ente kagak akan merhatiin berapa nilai
aperture ato speed, yang penting memberikan kendali camera baik menaikkan atau
menurunkan sekian stop untuk bisa memberikan kualitas gambar yang kita
inginkan.
Gb - 7 Ilustrasi Aperture dan shutter speed |
Perhatikan
jika ente mebuka aperture lebih lebar, maka perlu memindahkan kekiri satu stop atau
lebih. Sebaliknya jika ente pingin menyempitkan aperture maka gerakkan kekanan
satu stop atau lebih.
Pada
beberapa model camera, pergeseran stop untuk shutter speed bisa kearah geser
kekanan untuk naik speed atau sebaliknya. Pada gambar diagram diatas, untuk
shutter speed yang naik pergeseran kearah kanan.
Semua
kamera digital menggabungkan exposure dan mengendalikan sistem secara otomatis.
Namun, bahkan sistem metering canggih sekalipun tidak akan dapat benar-benar
memahami apa yang kamera lihat atau apa yang diinginkan oleh fotografer. Jadi
Anda sebagai fotograferlah yang harus melakukan pengaturan dan kendali kamera secara
manual untuk menghasilkan eksposur yang tepat sehingga menciptakan foto hebat
seindah warna aslinya.
Exposure pada cahaya extreme
Camera
akan bekerja sangat keras ketika ente memotret object dengan tingkat cahaya
extreme. Pada jaman camera manual dulu hal ini istilahnya disebut sebagai latitude
exposure, sementara sekarang di jaman camera digital hal ini disebut sebagai
dynamic range.
Jika
kita mo metret temen ketika matahari lagi terik-teriknya misal di pantai di
siang hari bolong, akan sangat sulit bisa memotret dengan benar dimana semua sudut
mendapatkan exposure yang baik baik pada bayangan ato pada bagian yang terang. Pada
bagian bayangan biasanya sangat gelap dan jika kita beri terangkan maka bagian
lain akan mendapatkan kelebihan cerah atao OE.
Untuk
itulah ente kudu ngakalin dengan memberikan lampu blitz agar bisa menerangi bagian
tubuh yang terkena bayangan. Perhatikan gambar berikut ini yang emang ane rekam
dipantai dengan menyalakan lampuu blitz agar bisa memberikan cahaya pada wajah walau
cahaya matahari sangat terik, lihat aja bayangan tuch cowo kuat sekali bukan.
Gb 8 - Dynamic range |
Camera
digital mempunyai dynamic range selebar 4EV, +2EV diatas Midtone dan -2EV
dibawah midtone. Hal ini akan dibahas lebih detail di artikel ane yang lain,
tunggu yach!
Semoga
bermanfa’at, Wassalaam.
Ali
H
No comments:
Post a Comment