Thursday, September 12, 2013

Sei Belajar Fotografi Memahami Aperture

By Ali Hariono

Aperture atau diafragma memegang peran yang sangat penting dalam fotografi exposure. Untuk belajar fotografi tidak boleh melewatkan yang satu ini. Artikel ini kelanjutan dari artikel sebelumnya yang membahas teknik Exposure.

DOF


Ane da bahas kemarin masalah segitiga exposure yang meliputi Shutter speed, ISO dan Aperture. Nah tuch nyang aperture belom dibahas cing …sekarang nich giliran aperture bakal kita sikat habis tuntas, otree?
Dalam membahas masalah aperture kita mesti memahami apa itu yang disebut dengan Depth of Field (DoF) atau ketajaman bidang gambar. Untuk memahami apa itu DOF ane akan memberikan beberapa foto dengan bermacam jenis DOF.

Perhatikan gambar no 1 dibawah ini, dari ketiga penari cilik ini yang paling mendapatkan ketajaman bagus adalah yang terdepan. Penari nomor dua kurang mendapatkan ketajaman gambar apalagi yang paling belakang hampir blur atau istilah dalam fotografi Bokeh – ketajaman object utama sementara object lain di blur.


Ini istilahnya gambar mempunyai ketajaman yang sempit saja, DOF yang sempit. Data teknis dari gambar adalah Lensa Canon EFL 70-200 IS pada aperture f/4; shutter speed 1/250 detik; ISO speed 200 dan pada focal length 165mm. Dengan focal length 165mm dan diafragma f/4 sudah bisa membuat kedalaman bidang yang sempit hanya pada penari paling depan saja.

Gb 1 - DoF yang sempit
Satu contoh lagi adalah foto kedua dibawah ini, masih dengan object penari cilik dengan custum tradisional. Si kecil mungil ini ane shoot pake camera dan lensa yang sama, aperture juga f/4; ISO 200 hanya focal length maksimum 200mm. ente lihat kan cing betapa ketajaman pada bagian kepala si bocah kecil ini sangat tajam sementara area sekitarnya tampak blur alias Bokeh. Kedalaman gambar dipengaruhi oleh seberapa besar diafragma lensa anda dibuka. Semakin lebar bukaan aperture semakin sempit ketajaman bidang gambar (DOF).

Gb 2 - DoF lebi sempit
Sekarang ane mo kasih satu contoh foto lagi akan tetapi dengan setelan aperture yang berbeda, lebih sempit bukaan diafragmanya. Perahu perahu ini lagi bersandar di sisi pantai di Sendang Biru Malang, ente lihat nich cing semua perahu bahkan sampai pepohonon dikejauhan tampak jelas tidak blur. Kedalaman dari bidang foto sangat luas sekali. Camera masih sama akan tetapi lensa yang dipakai adalah Canon EFS 17-85mm di setel pada ISO 100, aperture f/13, speed shutter 1/100 detik dan focal length 17mm.

Kite bisa lihat dari gambar ini bahwa dengan setelan diafragma yang dibuka sempit f/13 maka ketajaman bidang gambar (DOF) menjadi lebar dan luas meliputi seluruh bidang gambar. 

Gb 3 - DOF yang lebar - semua bidang jelas
Nah sekarang jelas kan kalau diafragma atau setelan aperture itu berpengaruh kepada kedalaman gambar atau ketajaman bidang gambar. Semakin dibuka lebar diafragma lensa anda (misal f/1.8; f/2.8) maka ketajaman bidang gambar menjadi sangat sempit yang kemudian disebut Bokeh, dan sebaliknya semakin sempit diafragma dibuka (misal f/13 atau f/22) maka ketajaman bidang gambar semakin luas.

Gb 4 - Aperture Lensa
Gambar diatas ini memberikan ilustrasi bukaan diafragma pada berbagai setelan aperture. Perhatikan untuk aperture f/2.8 bukaan diafragma lebar sekali dan semakin besar aperture semakin sempit bukaan diafragma.

Diafragma dan Shutter Speed


Mengingat shutter speed dan aperture (diafragma) adalah dua pilar dari segitiga exposure maka kedua nya saling terkait satu sama lain. Kombinasi yang tepat antara shutter speed dan aperture bisa memberikan exposure yang tepat sehingga menghasilkan gambar yang bagus pula. Camera mengatur exposure menggunakan parameter-parameter shutter speed dan aperture. Diafragma dengan setelan aperture sempit akan menghasilkan DOF yang luas, alias detail area tercover semua. Sementara shutter speed yang tinggi bisa membekukan object yang bergerak cepat.

Membekukan gerakan cepat


Perhatikan gambar no 4 dibawah ini, para pekerja tambang ini sedang melompat bersamaan di senja temaram dipinggir danau galian tambang di bumi Borneo timur. Agar gerakan mereka melompat keudara bisa dibekukan maka ente kudu nyetel kecepatan camera (shutter speed) secepat mungkin misal 1/500 detik. Karena cuaca sore itu mulai temaram, ISO camera di setel pada 400, aperture disetel pada f/8. Karena object gambar berada didepan latar belakang yang cerah maka gambar jadi siluet, alias gelap temaram membentuk bayangan. 
Gb -5 Membekukan gerak
Shutter speed dan aperture saling terkait satu sama lain. Jika aperture di setel sempit, maka shutter speed jadi lebih lambat. Begitu juga sebaliknya jika aperture di setel lebar (misal f/2.8 atau f/1.8) maka shutter speed jadi bertambah cepat.

Melembutkan gerakan lambat


Sekarang kita ambil contoh lain yaitu memberikan efek lembut pada gerakan air yang mengalir sehingga air terlihat seperti salju. Untuk bisa memberikan efek gerakan lembut seperti riak ombak laut terlihat seperti salju maka intinya adalah memberikan shutter speed yang rendah sekitar 1 sampai 4 detik.

Bagaimana caranya memperoleh kecepatan serendah itu tanpa harus menghilangkan kualitas gambar yang bagus? Usahakan mengambil gambar sesaat sebelum matahari terbit dipagi yang temaram atau sejenak matahari akan atau setelah tenggelam. Saat itu cahaya sekitar terlihat kemerahan temaram tapi masih jelas. Setel camera ente pada aperture serendah mungkin sekitar f/13 atau f/22. Usahakan ISO di setel serendah mungkin sekitar 100 agar detail gambar terlihat tajam dan jelas. Mainkan kombinasi aperture untuk bisa memberikan speed yang rendah sehingga riak ombak laut menjadi lembut. 

Gb -6 Melembutkan gerakan 
Perlu mas Bro and mbak Sis perhatikan bahwa dengan setelan shutter speed yang rendah, pegangan tangan pada camera sangat rentan terhadap gerakan yang bisa berakibat gambar goyang. Makanya usahakan menggunakan Tripod yang sangat kokoh bila perlu menggunakan remote shutter.

Untuk memahami korelasi antara shutter speed dan aperture ada baiknya ente merhatiin gambar berikut ini. perhatikan yang disebut pergeseran control aperture satu klik disebut satu stop. Satu stop memberikan tambahan ½ atau 1/3 tergantung camera, agak rumit kelihatannya akan tetapi kalo ente merhatiin ada semacam rumusan tertentu. Kalo udah biasa maka ente kagak akan merhatiin berapa nilai aperture ato speed, yang penting memberikan kendali camera baik menaikkan atau menurunkan sekian stop untuk bisa memberikan kualitas gambar yang kita inginkan.

Gb - 7 Ilustrasi Aperture dan shutter speed

Perhatikan jika ente mebuka aperture lebih lebar, maka perlu memindahkan kekiri satu stop atau lebih. Sebaliknya jika ente pingin menyempitkan aperture maka gerakkan kekanan satu stop atau lebih.
Pada beberapa model camera, pergeseran stop untuk shutter speed bisa kearah geser kekanan untuk naik speed atau sebaliknya. Pada gambar diagram diatas, untuk shutter speed yang naik pergeseran kearah kanan.

Semua kamera digital menggabungkan exposure dan mengendalikan sistem secara otomatis. Namun, bahkan sistem metering canggih sekalipun tidak akan dapat benar-benar memahami apa yang kamera lihat atau apa yang diinginkan oleh fotografer. Jadi Anda sebagai fotograferlah yang harus melakukan pengaturan dan kendali kamera secara manual untuk menghasilkan eksposur yang tepat sehingga menciptakan foto hebat seindah warna aslinya.

Exposure pada cahaya extreme


Camera akan bekerja sangat keras ketika ente memotret object dengan tingkat cahaya extreme. Pada jaman camera manual dulu hal ini istilahnya disebut sebagai latitude exposure, sementara sekarang di jaman camera digital hal ini disebut sebagai dynamic range.

Jika kita mo metret temen ketika matahari lagi terik-teriknya misal di pantai di siang hari bolong, akan sangat sulit bisa memotret dengan benar dimana semua sudut mendapatkan exposure yang baik baik pada bayangan ato pada bagian yang terang. Pada bagian bayangan biasanya sangat gelap dan jika kita beri terangkan maka bagian lain akan mendapatkan kelebihan cerah atao OE.

Untuk itulah ente kudu ngakalin dengan memberikan lampu blitz agar bisa menerangi bagian tubuh yang terkena bayangan. Perhatikan gambar berikut ini yang emang ane rekam dipantai dengan menyalakan lampuu blitz agar bisa memberikan cahaya pada wajah walau cahaya matahari sangat terik, lihat aja bayangan tuch cowo kuat sekali bukan.
Gb 8 - Dynamic range 
Camera digital mempunyai dynamic range selebar 4EV, +2EV diatas Midtone dan -2EV dibawah midtone. Hal ini akan dibahas lebih detail di artikel ane yang lain, tunggu yach!
Semoga bermanfa’at, Wassalaam.

Ali H

No comments:

Post a Comment