By
Ali Hariono
Tidak
disangkal lagi kalo fotografi itu adalah seni, seni menangkap object dengan
camera agar bisa diabadikan kedalam sebuah karya foto yang hebat, yang
artistic, yang mempunyai karakter dan taste. Karya seni fotografi tersebut
tercipta dengan menggabungkan teknik-teknik exposure, komposisi dan style dari
sang fotografer.
Kite
telah bahas teknik exposure di artikel sebelumnya, nah
kini kite bakal kupas masalah teknik-teknik komposisi yang bisa memberikan
sentuhan keindahan dan rasa dari suatu karya fotografi.
Kombinasi
seimbang antara komposisi dan exposure
Karya
besar dari suatu seni fotografi tidek bisa dilepaskan dari teknik-teknik yang
berhubungan dengan komposisi, yaitu komposisi seimbang dengan teknik exposure.
Karya besar dari seni fotografi dari sang maestro fotografer tidak sekedar
menghasilkan karya yang indah, akan tetapi sekaligus bisa memunculkan karakter
dan rasa.
Kebanyakan
sang maestro fotografer tidak menyangkal kalo pada awalnya mereka bermula dari
mengikuti aturan-aturan komposisi seimbang dan dengan sentuhan teknik exposure
yang tepat untuk kemudian menghasilkan karya foto yang mempunyai nilai seni
tinggi, berkarakter dan menimbulkan rasa.
Dalam
teori keseimbangan komposisi, selalu usahakan object utama dalam foto menjadi
sangat menonjol dibanding object lain yang ada dalam bidang foto, kalau ada. Object
utama ini harus bebas dari segala macam gangguan yang bisa membagi daya tarik
selain kepada object utama atao dalam istilah sononya disebut Point of Interest
(POI). Keseimbangan komposisi dengan sentuhan teknik exposure yang t inggi bisa
menciptakan karya seni fotografi yang bernilai tinggi, berkarakter dan
mempunyai taste yang tinggi.
Beberapa Tips komposisi seimbang
Agar
bisa menciptakan karya seni fotografi yang hebat, maka ada beberapa aturan
untuk menciptakan suatu karya foto dengan komposisi seimbang.
Rules of thirds
Nah lho
apa itu rules of thirds? Boleh diartikan sebagai teori atau aturan pertigaan
yang merupakan aturan paling penting dalam teori komposisi seimbang. Secara singkat
aturan ini menganjurkan kite membagi bingkai foto secara imajiner menjadi tiga
bagian secara horizontal dan juga secara vertical. Dari sini akan tercipta
empat garis perpotongan antara garis vertical dan horizontal dan titik
perpotongan inilah yang disebut “Point of Power”. Di titik inilah seharusnya
object anda diletakkan.
Nyang
ini ntar kite bakal kupas habis dengan contoh-contoh.
Point of Interest (PoI)
Nggak
Cuma ABG yang maunya pingin menonjol menjadi pusat perhatian dalam
lingkungannya, sebuah object utama dalam bingkai fotopun harus dibuat paling
menonjol dibanding object lain dalam bingkai. Jadi sebelum ente mencet tuch
tombol shutter, pastikan terlebih dahulu mana object utama nyang bakal jadi “Point
of Interest” - jadi pusat perhatian. Usahakan object lain yang ada dalam
bingkai gambar hanya sebagai pelengkap saja. Nah ntar kita bahas juga masalah
Point of Interest ini lebih detail.
Cara efektif memotong foto
Sebelum
menekan tombol shutter, tentunya kite udah mengkomposisikan object foto
sedemikian rupa sehingga nantinya menarik, mengatur setting camera agar bisa
memberikan exposure yang bagus dan mak Jepret …..! Nah biasanya nich ada aja
yang kagak nyaman kite lihat, yang ada tangan kepotong lah, wajah Nampak kuping
doang lah, yach pokoknya ada yang gak enak dilihat. Nah biasanya yang kita
lakukan adalah memotong image untuk menghilangkan bagian yang tidak enak
dilihat agar bisa tercipata foto dengan komposisi seimbang.
Ntar
kita bahas lebih detail bagaimana cara memotong gambar yang efectif.
Mengubah perspektif foto
Kita
bisa menciptakan banyak sekali variasi perspektif foto dengan variasi lensa
yang kite pakai (baik lensa wide angle, lensa Tele, lensa fish eye) ataupun
cara kita memotret dari sudut tembak posisi dan sebagainya.
Nuansa
alam yang berbeda dari object yang sama juga bisa menciptakan perspektif yang
berbeda pula.
Ruang Active
Jika
kita membidik object yang sedang bergerak maju, usahakan memberikan ruang foto
lebih luas didepan object yang sedang bergerak tersebut. Ruang gerak ini lah yang kita sebut ruang
active. Sementara ruang dibelakang object yang bergerak ini disebut ruang
passive. Hal ini agar bisa memberikan hasil foto yang bersifat dinamis.
Perbesar atau zoom object
Adakalanya
kite ketemu suatu object utama yang dikelilingi oleh gangguan yang bisa merusak
daya tarik object utama. Bagaimana kite bisa ngakalin agar object ini bisa
menjadi kekuatan utama dalam bingkai foto? Perbesar gambar agar seluruh bidang
gambar diisi penuh oleh object ini.
Masih
banyak tips yang bisa membawa suatu karya foto menjadi suatu karya yang bagus
dan bernilai seni yang tinggi.
Semoga
berman’faat and Wassalam,
Ali
H
No comments:
Post a Comment