Tuesday, September 17, 2013

Teknik Komposisi Dalam Fotografi

By Ali Hariono

Tidak disangkal lagi kalo fotografi itu adalah seni, seni menangkap object dengan camera agar bisa diabadikan kedalam sebuah karya foto yang hebat, yang artistic, yang mempunyai karakter dan taste. Karya seni fotografi tersebut tercipta dengan menggabungkan teknik-teknik exposure, komposisi dan style dari sang fotografer.

Kite telah bahas teknik exposure di artikel sebelumnya, nah kini kite bakal kupas masalah teknik-teknik komposisi yang bisa memberikan sentuhan keindahan dan rasa dari suatu karya fotografi.
Kombinasi seimbang antara komposisi dan exposure



Karya besar dari suatu seni fotografi tidek bisa dilepaskan dari teknik-teknik yang berhubungan dengan komposisi, yaitu komposisi seimbang dengan teknik exposure. Karya besar dari seni fotografi dari sang maestro fotografer tidak sekedar menghasilkan karya yang indah, akan tetapi sekaligus bisa memunculkan karakter dan rasa.

Kebanyakan sang maestro fotografer tidak menyangkal kalo pada awalnya mereka bermula dari mengikuti aturan-aturan komposisi seimbang dan dengan sentuhan teknik exposure yang tepat untuk kemudian menghasilkan karya foto yang mempunyai nilai seni tinggi, berkarakter dan menimbulkan rasa.
Dalam teori keseimbangan komposisi, selalu usahakan object utama dalam foto menjadi sangat menonjol dibanding object lain yang ada dalam bidang foto, kalau ada. Object utama ini harus bebas dari segala macam gangguan yang bisa membagi daya tarik selain kepada object utama atao dalam istilah sononya disebut Point of Interest (POI). Keseimbangan komposisi dengan sentuhan teknik exposure yang t inggi bisa menciptakan karya seni fotografi yang bernilai tinggi, berkarakter dan mempunyai taste yang tinggi.

Beberapa Tips komposisi seimbang


Agar bisa menciptakan karya seni fotografi yang hebat, maka ada beberapa aturan untuk menciptakan suatu karya foto dengan komposisi seimbang.

Rules of thirds


Nah lho apa itu rules of thirds? Boleh diartikan sebagai teori atau aturan pertigaan yang merupakan aturan paling penting dalam teori komposisi seimbang. Secara singkat aturan ini menganjurkan kite membagi bingkai foto secara imajiner menjadi tiga bagian secara horizontal dan juga secara vertical. Dari sini akan tercipta empat garis perpotongan antara garis vertical dan horizontal dan titik perpotongan inilah yang disebut “Point of Power”. Di titik inilah seharusnya object anda diletakkan.

Nyang ini ntar kite bakal kupas habis dengan contoh-contoh.

Point of Interest (PoI)


Nggak Cuma ABG yang maunya pingin menonjol menjadi pusat perhatian dalam lingkungannya, sebuah object utama dalam bingkai fotopun harus dibuat paling menonjol dibanding object lain dalam bingkai. Jadi sebelum ente mencet tuch tombol shutter, pastikan terlebih dahulu mana object utama nyang bakal jadi “Point of Interest” - jadi pusat perhatian. Usahakan object lain yang ada dalam bingkai gambar hanya sebagai pelengkap saja. Nah ntar kita bahas juga masalah Point of Interest ini lebih detail.

Cara efektif memotong foto


Sebelum menekan tombol shutter, tentunya kite udah mengkomposisikan object foto sedemikian rupa sehingga nantinya menarik, mengatur setting camera agar bisa memberikan exposure yang bagus dan mak Jepret …..! Nah biasanya nich ada aja yang kagak nyaman kite lihat, yang ada tangan kepotong lah, wajah Nampak kuping doang lah, yach pokoknya ada yang gak enak dilihat. Nah biasanya yang kita lakukan adalah memotong image untuk menghilangkan bagian yang tidak enak dilihat agar bisa tercipata foto dengan komposisi seimbang.

Ntar kita bahas lebih detail bagaimana cara memotong gambar yang efectif.

Mengubah perspektif foto


Kita bisa menciptakan banyak sekali variasi perspektif foto dengan variasi lensa yang kite pakai (baik lensa wide angle, lensa Tele, lensa fish eye) ataupun cara kita memotret dari sudut tembak posisi dan sebagainya.
Nuansa alam yang berbeda dari object yang sama juga bisa menciptakan perspektif yang berbeda pula.

Ruang Active


Jika kita membidik object yang sedang bergerak maju, usahakan memberikan ruang foto lebih luas didepan object yang sedang bergerak tersebut.  Ruang gerak ini lah yang kita sebut ruang active. Sementara ruang dibelakang object yang bergerak ini disebut ruang passive. Hal ini agar bisa memberikan hasil foto yang bersifat dinamis.

Perbesar atau zoom object


Adakalanya kite ketemu suatu object utama yang dikelilingi oleh gangguan yang bisa merusak daya tarik object utama. Bagaimana kite bisa ngakalin agar object ini bisa menjadi kekuatan utama dalam bingkai foto? Perbesar gambar agar seluruh bidang gambar diisi penuh oleh object ini.

Masih banyak tips yang bisa membawa suatu karya foto menjadi suatu karya yang bagus dan bernilai seni yang tinggi.

Semoga berman’faat and Wassalam,

Ali H

No comments:

Post a Comment