Wednesday, September 11, 2013

Exposure Fotografi Teknik Memotret Yang Benar

By Ali Hariono

Salah satu teknik memotret yang benar dalam kita belajar fotografi adalah memahami teknik exposure camera digital utamanya menggunakan camera SLR digital. 

Apa yang akan ane bahas dalam artikel ini?
  1. Memahami bagaimana camera menangkap suatu object foto
  2. Berbagai macam jenis exposure
  3. Konsep exposure

Nah lho apa itu exposure? Exposure itu sendiri kalo di Bahasa kan artinya paparan, jadi kalo dalam fotografi apa nich?

1. Bagaimana camera menangkap object?


Ok, sebelum memahami apa itu exposure ane akan bahas terlebih dahulu kita fahami bagaimana camera menangkap object gambar kemudian memprosesnya agar bisa tampil di layar monitor kecil camera.

Camera bisa menangkap object hanya jika ada cukup cahaya masuk kedalam sensor camera. Jadi disini cahaya adalah elemen utama dalam suatu fotografi, tanpa ada cahaya maka tidak ada gambar bagus yang akan dihasilkan. 

Gb.1 Penampang camera 

Perhatikan gambar diatas ini, ini ane dapet dari Mas Wiki dari Om Google juga sich. Object gambar ditangkap camera kalo ada cahaya yang mencukupi masuk melalui lensa (saat tombol shutter di buka atau tombol ditekan) kedalam sensor cahaya (light sensor) untuk kemudian diproses menjadi image.

Jadi da jelas nich cing yach bagaimana proses camera menangkap object kemudian diproses menjadi gambar. Kagak usah mikirin proses dalam camera itu sendiri euii …kagak bakal belajar belajar kita nich …yang penting ada cahaya cukup agar bisa menghasilkan gambar. Nah upaya kita untuk bisa menghasilkan gambar yang bagus atau sempurna itulah yang kita sebut sebagai exposure. Dengan exposure yang bagus, akan menghasilkan gambar yang perfect sempurna.

2. Berbagai jenis exposure


Sebelum melangkah lebih jauh bahasan kita tentang exposure ane mo bahas terlebih dahulu jenis-jenis exposure dalam fotografi. Perhatikan gambar dibawah ini, ini adalah hasil gambar dengan exposure yang bagus. Cahaya yang cukup dengan setelan camera yang sesuai akan menghasilkan exposure yang bagus juga, dan gambar yang dihasilkan sempurna.   

Gb 2 - Exposure yang bagus - Lensa EFL 70-200 IS f/4.0
Ketika suatu camera tidak bisa menerima cukup caharya dari object yang akan kita potret, dengan kata lain bahwa object gambar tidak mendapatkan sinar yang mencukupi maka camera akan menerima cahaya lebih sedikit. Akibatnya gambar yang dihasilkan pun menjadi redup, kegelapan atau kelabu tidak jelas. Kondisi seperti kita sebut sebagai Under Exposure (UE) – dibawah exposure.

Under Exposure


Untuk memberikan contoh gambar dengan hasil UE maka gambar berikut sengaja dibuat dan disetel agar menghasilkan gambar yang gelap alias gambar yang under exposure. Cahaya kurang, setelan camera yang salah, tidak ada flash hidup, dalam arti setelan exposure yang kurang bagus. Hasilnya yach ini, walau di potret di luar saat sore masih cerah, tapi setelan exposure camera yang kurang bagus menghasilkan gambar yang redup alias gambar yang UE.

Gb 3 - Gambar yang Under Exposure

Dengan object yang sama dan juga intensitas cahaya disekitar object juga masih sama, walau ada sedikit selisih beberapa detik lebih sore sich cing …gambar di potret lagi dengan setelan yang tepat maka ente lihat nich hasilnya jauh lebih bagus, lebih cerah gambarnya …ini lah perfect exposure, exposure yang tepat dengan memanfaatkan cahaya sekitar.

Gb 4 - Gambar dengan exposure diperbaiki

Over Exposure


Untuk belajar fotografi lebih jauh kita juga kenali terlebih dahulu gambar yang kelebihan cahaya atau dikenal dengan gambar yang Over Exposure (OE).

Jika camera menerima cahaya berlebihan dari object, dengan kata lain ada cahaya berlimpah disekitar object maka sensor camera akan menangkap object dengan cahaya berlebihan juga. Apa hasilnya? Gambar yang dihasilkanpun menjadi berlimpah cahaya alias super cerah, nyentrong, silau maaannn, dan inilah yang kita sebut sebagai OE.

Perhatikan contoh gambar dibawah ini, gambar dengan hasil OE. Langit disisi atas kiri terlihat cerah sekali sangat mengganggu karena cahaya sore diufuk barat lagi nyentrong …mencorong sangat kuat sementara gambar pasangan ABG ini terlihat bagus kalau saja cahaya disisi atas itu bisa dinetralkan. Gimana ngakalinnya? Ntar dulu dech ….

Gb 5 - Gambar yang Over Exposure
Kedua ABG ini bukan lagi dipantai lho cing…salah …mereka lagi di pinggir wetland …alias danau buatan dari bekas galian tambang. Ngapain tuch cewe…lagi main game cing diliatin ame tuch cowo diatasnya ….cahaya diatas menghasilkan sisi yang exposure. Jika lensa dilengkapi dengan filter Circular polarized maka hasilnya akan beda, akan tampil lebih natural.

Agar ente bisa menghasilkan gambar yang bagus …gambar yang super kate Om Mario Teguh …maka ente kudu merhatiin teknik exposure dengan bonar cing. Inti dari teknik exposure adalah mengatur jumlah cahaya yang masuk ke sensor camera sehingga menghasilkan gambar yang super. Diartikel lain nanti ane mo bahas lebih dalam masalah ini.

Nah sekarang ane mo bahas lebih dalem lagi teori dibalik exposure ini, duduk nyang manis and doa dulu cing…amin.

Konsep Exposure


Belajar fotografi akan lebih mantap kalau faham betul konsep dari exposure dalam fotografi. Ada tiga pilar utama dalam exposure yang umum disebut sebagai segitiga exposure seperti terlihat pada gambar berikut ini. ketiga pilar segitiga exposure ini berkaitan erat dengan cahaya, bagaimana cahaya masuk dan berinteraksi dengan sensor camera.

Ketiga pilar ini adalah:

  1. Kecepatan ISO – biasa digambarkan dengan angka 80, 100 sampai 1600 bahkan beberapa camera digital bisa sampai 3200.
  2. Kecepatan shutter – biasa disebutkan sebagai satuan sekian detik cahaya masuk ke sensor camera
  3. Aperture – adalah bukaan diafragma lensa.

Apa itu semua? Ntar dulu cing…sabar euii …

Gb 6 Segitiga Exposure
Jika kita ibaratkan cahaya sebagai sebagai air yang mancur, maka air yang memenuhi sebuah gelas dengan penuh itulah ibarat foto dengan exposure yang benar. Masalahnya berapa lama gelas itu penuh itu yang kita sebut sebagai shutter speed.

Perhatikan gambar ilustrasi dibawah ini, kran air yang mengisi gelas dengan air. Kran air itu ibarat diafragma atau aperture. Semakin lebar kran dibuka, maka air mengucur semakin kuat dan akibatnya gelas lebih cepat penuh. Jadi kalau diafragma dibuka lebar maka shutter speed semakin cepat memenuhi sensor camera. Dengan kata lain, diafragma lebar (aperture besar misal f/2.8 atau f/1.8) maka cahaya masuk lebih besar, sehingga camera njepret semakin cepat.

Sebaliknya jika kran dibuka kecil saja, maka air mengalir kecil juga dan butuh waktu lama untuk memenuhi gelas. Jadi kalau diafragma dibuka kecil (atau aperture kecil misal f/11 atau f/22) maka cahaya yang masuk juga kecil sehingga semakin lama memenuhi sensor camera, akibatnya camera akan njepret lebih lama.   

Gb 7 - Analogy diafragma dan cahaya
Nah jelas kan cing, kalo kalo banyak cahaya kan camera kita akan njepret cepat sekali, alias shutter speed nya tinggi misal 1/200 detik atau 1/400 detik. Sebaliknya kalo cahaya sedikit maka camera njepret lebih lambat yang mengakibatkan gambar jadi buram karena goyangan tangan megang camera terasa.

Bagaimana dengan ISO?


Dalam belajar fotografi diatas kita da bahas kaitan antara shuter speed (kecepatan camera njepret) dengan diafragma (aperture). Sekarang kita bahas ISO speed.

Komponen ketiga dalam segitiga exposure adalah ISO speed. ISO itu adalah tingkat sensitifitas sensor camera terhadap cahaya. ISO menggandakan intensitas cahaya yang masuk kedalam sensor. Jadi kalau ISO di camera disetel ke setelan rendah misal 100 atau 80, maka akan butuh waktu lebih lama sensor terexpos atau terpapar cahaya yang masuk lewat lensa camera. Dengan setelan ISO yang rendah akan menghasilkan kualitas detail image yang lebih tinggi, lebih jernih dan lebih tajam.

Sebaliknya jika setelan ISO camera adalah tinggi misal 800 atau 1000, maka waktu yang dibutuhkan sensor camera terexpos ke cahaya bakal lebih cepat. Ada sisi negatifnya yaitu jika ISO semakin tinggi, tingkat noise (gambar berbintik kurang tajam) juga semakin tinggi. Akibatnya adalah kualitas gambar kurang tajam, banyak noise karena data yang diterima oleh camera digandakan oleh sensor.

Setting ISO yang bagaimana?


Belajar fotografi lebih lanjut tentang ISO adalah kapan menggunakan setting ISO rendah dan kapan harus tinggi? Setting ISO berkaitan dengan intensitas cahaya yang ada. Dan semua itu berkaitan dengan kecepatan camera menangkap object atau kecepatan shutter camera.

Jadi jika cahaya disekitar object gambar kecil banget, maka loginya adalah menaikkan setting ISO speed. Di pagi hari atau malam hari yang masih gelap, naikkan ISO lebih tinggi misal 400 atau 800. Dengan ISO yang tinggi maka kualitas gambar semakin berkurang, banyak noise, kurang tajam dan berbintik karena camera menggandakan cahaya yang masuk.

Di siang hari yang cerah dimana cahaya begitu melimpah, gunakan setting ISO yang rendah misal 80 atau 100, jadi cahaya yang masuk di camera tidak perlu dilipatkan sehingga kualitas gambar menjadi sangat bagus sekali dan tajam.

Apakah aturan ini selalu begitu, kalau cahaya kecil ISO dinaikkan? Tidak selamanya begitu, misal di malam hari jika kita ingin mendapatkan gambar suasana malam dari atas gedung misalnya, maka gunakan Tripod dan setel ISO camera pada yang paling rendah misal 80 atau 100. Tentunya kecepatan camera menjadi sangat rendah sekali bisa sekitaran 5 atau 7 detik, dna ini sangat rentan terhadap goncangan camera. Makanya ente kudu pakai Tripod yang kokoh biar camera tidak goyang sedikitpun sehingga hasil gambar tajam dan indah.

Bersambung

No comments:

Post a Comment