By
Ali Hariono
Salah
satu teori komposisi dalam fotografi yang paling banyak diterapkan adalah rules
of thirds alias aturan pertigaan.
Apa itu rules of thirds?
Rules
of thirds adalah teori pertigaan yang membagi bidang gambar atau frame kedalam
tiga potongan vertical dan horizontal dalam upaya untuk menciptakan keseimbangan
komposisi bidang gambar. Di salah satu titik perpotongan inilah seharusnya
object utama diletakkan atau di komposisikan. Upaya ini dimaksudkan agar para
pemirsa tertarik untuk menjelajah keseluruh bagian bidang gambar / frame foto.
Tentunya
tidak ada larangan mau ente letakkin object di tengah frame atau dimana saja,
akan tetapi dengan memposisikan object utama disalah satu titik perpotongan
pertigaan ini komposisi foto anda akan jauh lebih menarik dan lebih optimal.
Jika ente letakkin object di tengah frame, kemungkinkan besar pemirsa akan
terpaku pada object di tengah frame ini saja.
Sifat alami mata manusia
Itulah
sifat dari mata manusia, jika ente melihat objek di tengah frame maka mata
cenderung terjebak pada object ditengah itu saja. Sementara itu, jika objek
utama tidak di pusat tetapi di salah satu sudut frame, maka mata ente cenderung
berkeliling ke semua sisi frame. Jadi usahakan meletakkan object sedikit
bergeser menjauh dari tengah frame agar mendapatkan komposisi yang jauh lebih
kuat.
Prinsip rules of thirds
Prinsip
dasar di balik aturan pertigaan adalah membayangkan bidang gambar dipecah
menjadi tiga bagian secara horisontal dan vertikal, sehingga ente memiliki 9
bagian gambar. Jadi waktu shoot object foto bayangin aja kalo bidang gambar
dibagi menjadi tiga bagian secara vertikal dan horizontal. Sebagai contoh
gambar berikut ini bisa
Poin of Power
Dengan
membayangkan garis-garis ini dalam benak kita ketika akan shoot objek foto, maka
akan terdapat empat bagian penting dalam bidang foto yang merupakan titik-titik
perpotongan dari garis-garis tersebut diatas. Titik-titik ini lah yang kita
sebut sebagai point of power dimana seharusnya kita meletakkan object utama
pada salah satu titik-titik ini agar foto kita mempunyai komposisi yang
seimbang. Pemirsa akan menuju ke object utama untuk kemudian menjelajah keseluruh bidang foto.
Penelitian
telah menunjukkan bahwa ketika melihat gambar mata manusia secara alami akan cenderung
untuk pergi menuju ke salah satu titik point of power ini bukan langsung ke
pusat foto. Untuk alasan ini, aturan pertigaan diformulasikan sesuai dengan
sifat dari cara mata manusia melihat gambar, bukan melawannya.
Sebagai
contoh perhatikan gambar 1 dibawah ini. sekilas mata kita akan menuju ke object
gambar yang paling kuat atau paling menonjol yaitu kepala singa yang besar yang
disinari oleh cahaya pagi keemasan sehingga lebih menonjol dibandingkan bagian
lain pada bidang gambar. Setelah itu mata kita akan menjelajah keseluruh bagian
dalam bidang gambar.
Sang
fotografer tahu persis dimana ia harus meletakkan bagian yang paling kuat ini
yaitu di salah satu titik point of power – titik perpotongan garis imajiner
dalam teori rules of thirds alias aturan pertigaan.
Contoh
lain bisa dilihat pada gambar dibawah ini dimana gadis kecil ini sedang duduk
di pantai menikmati indahnya air laut didepannya yang biru kehijauan. Dia duduk
di salah satu point of power (walau tidak persis banget sich). Si kecil ini
sedang memandang kedepan, makanya kita kudu ngasih ruang aktif didepan si kecil
ini memandang ke arah laut. Di artikel lain kita akan bicara tentang ruang
aktif, ruang didepan object yang sedang bergerak.
Mendobrak aturan
Haruskah
kita akan selalu mengikuti aturan pertigaan ini? Fotografi itu seni, jangan
membatasi kreatifitas ente dengan aturan baku. Jika ente pingin mengexpresikan
sesuatu karya anda just do it …kagak usah mikirin aturan. Karena itulah hakikat
dari seni, suatu kebebasan berkarya tanpa ada batasan suatu aturan.
Apakah
hanya untuk panorama saja?
Sering
sekali ditanyakan tentang rules of thirds ini, apakah hanya diterapkan pada
foto landscape saja? Tentunya tidak selalu harus foto landscape, bahkan hampir
semua jenis foto bisa diterapkan aturan pertigaan ini.
photos. Th
Perhatikan
pada foto diatas ini, pemuda ini sedang menuangkan suatu cairan yang berwarna
kekuningan kedalam suatu gentong besar. Cahaya kekuningan yang berasal dari
ujung atas sebelah kanan memantulkan cahaya keemasan pada curahan cairan
kedalam gentong dan juga cahaya tersebut memantulkan cahaya menyilaukan
terhadap penutup gentong (mungkin?). disinilah arah mata kita akan tertuju
pertama kali pada cahaya meyilaukan yang ada di salah satu point of power. Untuk
kemudian mata kite akan menjelajah keseluruh bingkai foto.
Ray of
Light (RoL) yaitu cercahan cahaya yang datang dari sisi kanan atas tersebut
membuat kemilau pada rambut pemuda tersebut, cairan yang tertuang dan juga
penutup gentong. Cahaya RoL ini memberi kekuatan pada foto ini sehingga tampak sangat alami.
Baca artikel tentang Exposure - trik memotret yang baik.
No comments:
Post a Comment